Kamis, 14 Agustus 2014

Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Android untuk Belajar Biola





Vodek buatan UGM.Belajar biola tak semudah yang dibayangkan. Guru privat harus disewa, ataupun kursus musik biola yang tentunya butuh biaya tak sedikit.

Kondisi ini menggugah semangat dari lima mahasiswa UGM mengembangkan seperangkat alat yang memudahkan belajar biola. Alat bantu belajar dibuat dengan memanfaatkan aplikasi berbasis android.

Adalah Ali Ridho, Fardhani Rozak Rahmatullah, dan Harchanio Adi Setyawan dari Fakultas MIPA dan Sagita H serta Asma Asiah Prastowo dari Fakultas Teknik yang berhasil mengembangkan Violin Education Kit atau Vodek. Mereka berinisiatif membuat alat ini untuk membantu para pemula yang mengalami kesulitan saat belajar biola.

“Tidak sedikit pemula yang mengeluhkan sulit memainkan biola karena minimnya pengetahuan terhadap teknik dasar bermain biola serta pemahaman terhadap tangga nada atau pun not balok,” kata Ali Ridho, ketua tim pengembang Vodek, Rabu 13 Agustus 2014.

Tak hanya itu, umumnya keluhan juga muncul ketika melakukan proses penyetelan nada pada biola, terlebih bagi orang awam. Karenanya, dalam alat dilengkapi dengan sistem bantu penala nada yang terintegrasi dengan android.

Vodek tersusun dari tiga komponen utama yakni biola elektrik,sound processor, serta tablet android dengan spesifikasi minimal OS ICS. Sistem kerja alat bantu belajar biola dengan mengonversi sinyal yang berupa suara dari biola elektrik ke dalam bentuk data frekuensi.

Data yang telah dikonversi dengan sound processor kemudian dikirim ke tablet berbasis android melalui bluetooth. Selanjutnya, aplikasi android akan melakukan proses pembandingan dengan frekuensi nada acuan. Hasilnya dipresentasikan dengan menggunakan virtualisasi fret biola pada layar android.

Ali mengaku sempat mengalami kendala saat melakukan pengolahan untuk mengonversi sinyal dari biola ke dalam bentuk data frekuensi digital. Setelah melakukan riset dan studi literatur, akhirnya ia dan keempat rekannya berhasil menemukan solusi untuk permasalahan itu.

“Kami akhirnya mengadopsi alat konversi dari digital tunner gitar,” ungkapnya.

Asma menambahkan, dalam alat edukasi ini juga disertai dengan tutorial pelatihan bermain biola. Misalnya saja untuk model tangga nada seperti A mayor, C mayor, dan G  mayor, sehingga para pemula bisa belajar dan mengetahui tangga nada dengan benar.

Nantinya, saat berlatih biola, dalam aplikasi android akan muncul beberapa tanda apakah nada yang dihasilkan sudah sesuai atau belum. Apabila nada yang dihasilkan pas, maka dalam gambar nada yang dimaksud akan berwarna abu-abu.
Sebaliknya, ketika nada yang dihasilkan kurang pas akan muncul tanda bulatan di luar gambar nada. Jika nada belum terpenuhi, akan terlihat bulatan berwarna kuning.

“Jadi, alat ini untuk melatih belajar saat tidak bersama guru biola. Minimal bisa tahu tangga nada yang tepat dan melatih kebiasaan tangan sesuai dengan tangga nada,” terangnya.

0 komentar:

Posting Komentar