Rabu, 21 Februari 2018

Viral, Hijab Bawal Pocong Ini Justru Laku Keras

Setiap waktu tren hijab mengalami perubahan, terutama oleh wanita modern yang aktif beraktivitas. Mereka tentu menginginkan penampilan yang tidak itu-itu saja, sehingga para desainer mencari model yang bisa tren sekaligus enak dipakai.

Tapi tidak selamanya tren hijab terinspirasi warna atau pun desainnya, hijab yang satu ini salah satunya. Bahkan, wanita bernama Azzim Aziz yang menciptakan model hijab ini tidak percaya jika akan menjadi viral.

Hijab yang kemudian dinamainya Bawal PocongWanita asal Malaysia ini menjual Bawal Pocong dengan harga Rp140 ribu. Namun bagi Anda yang ingin membelinya harus sabar, karena stok yang ia miliki sudah habis terjual.

"Saat menjadi viral, 500 hijab dengan tujuh warna habis. Dan kami sedang menunggu stok baru tiba," kata Aziz dikutip dari mynewshub.cc.

Menurutnya, ide yang unik itu terlintas saat ia menggambar sebuah produk hijab bawalnya. Dan ia tidak sengaja mengikat di bagian atas mirip dengan pocong.

Apalagi saat ia mengunggahnya di media sosial, yang justru mendapatkan perhatian netizen. Meskipun awalnya banyak yang menyinyir kepadanya, tetapi permintaan hijab ini justru bertambah.
ini, justru diburu banyak hijaber. Bahkan, ia mengaku kewalahan dengan permintaan hijabnya. Terutama menjelang bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.

 

Selasa, 06 Februari 2018

5 Aksi Brutal Hewan Memangsa Manusia

Ketika habitat asli hewan mulai terusik oleh manusia, beberapa makhluk ini mulai berkeliaran dan mengambil daging manusia. Kadang, hewan-hewan ini memburu manusia hanya untuk bersenang-senang saja, bukan sekadar untuk mencari makan.
Akibatnya, hewan pemakan manusia ini menyebabkan seluruh desa dan kota menjadi penuh dengan ketakutan. Saat ada orang yang mengatakan, "Jangan main-main dengan alam," hewan-hewan ini merupakan bukti konkret atas pernyataan tersebut.
Naluri predator, kekuatan dan kecepatan dari satwa-satwa liar, menjadikan mereka sebagai pembunuh berantai yang paling berbahaya di planet ini. Berikut adalah lima aksi brutal hewan yang akan mengingatkan manusia betapa rapuhnya mereka di hadapan predator lain.
Tsavo Man dan Eaters - 135 korban


Tsavo Man dan Eaters merupakan sepasang saudara dari jenis singa Tsavo. Mereka bertanggung jawab atas 35-135 kematian pekerja konstruksi di jalur kereta api yang menghubungkan Kenya-Uganda, dari Maret sampai Desember 1898. Menurut kesaksian, singa-singa tersebut mendatangi kamp dan tenda pekerja, menarik mereka kemudian menerkamnya. Benar saja, teori ini terbukti ketika mereka menemukan gua yang penuh dengan sisa-sisa korban dari singa-singa tersebut.
Kru mencoba untuk menakut-nakuti singa dengan membuat api unggun dan pagar berduri, tetapi tidak berhasil. Pembangunan ini akhirnya dihentikan, karena para pekerja melarikan diri dan ketakutan. Letnan Kolonel Henry Patterson akhirnya ditugaskan untuk membunuh hewan tersebut. Ia memasang perangkap dan mencoba untuk menyergap singa beberapa kali, tapi singa-singa tersebut berhasil menghindar.
Akhirnya pada 9 Desember 1898, Patterson menembak singa pertama. Dua puluh hari kemudian, Patterson menemukan dan menembak singa kedua. Dibutuhkan 9 peluru untuk membunuh singa kedua, dan 8 orang untuk membawa bangkai singa ke perkemahan.
Devilish Cunning Panther - 150 korban


Panter hitam dari Provinsi Tengah yang juga dikenal sebagai Devilish Cunning Panther, merupakan jenis leopard jantan dari India yang disebut-sebut sebagai pemakan manusia, yang selama beberapa tahun di India Inggris pada awal abad ke-20 telah menewaskan lebih dari 150 orang. Semua korban adalah wanita dan anak-anak, hewan buas ini datang setiap dua atau tiga hari sekali, di daerah yang berbeda-beda, dengan jarak antara 20 sampai 30 mil dari serangan terakhir. Panther tersebut menyebabkan kepanikan, sehingga warga lokal sering meninggalkan rumahnya.
Hewan ini masuk ke pondok dan rumah-rumah penduduk, membunuh warga dan kemudian meninggalkan mayatnya, hal tersebut menunjukkan bahwa ia membunuh bukan karena kebutuhan melainkan untuk bersenang-senang saja. Pemburu Inggris yang tidak disebutkan namanya dikirim untuk membunuh hewan tersebut dan akhirnya gagal. Devilish Cunning Panther akhirnya berhasil ditembak oleh penggembala kambing setempat. 
Buaya Gustave - 300 korban


Gustave merupakan buaya Nil terbesar yang pernah tercatat. Beratnya mencapai satu ton dan diperkirakan memiliki panjang antara 18 sampai 25 kaki. Gustave selalu menyerang di tempat yang berbeda, dan tidak ada yang bisa memprediksi keberadaannya. Nil raksasa telah menewaskan lebih dari 300 orang, dan bukan hanya untuk dimakan saja. Ia sering menyerang perahu yang penuh dengan orang, membunuh beberapa korban dan kemudian membiarkan mayat-mayat tersebut mengambang di air.
Para ahli mengatakan bahwa Gustave telah hidup selama lebih dari 60 tahun, dan sudah melalui perang saudara bahkan genosida di wilayah Burundi. Ia juga memiliki sejumlah luka di sekujur tubuhnya, seperti luka bekas pisau, tombak, bahkan matanya hilang akibat luka tembak. Ia terlalu sulit untuk ditangkap, selalu berhasil menghindar dari perangkap air dan seolah mengejek mereka yang mencoba untuk menangkapnya. Sejarah mengatakan, ia bahkan telah melahap seluruh kuda nil, hewan raksasa yang paling ditakuti oleh buaya. Gustave terakhir terlihat pada tahun 2008 oleh seorang fotografer National Geographic.
Leopard Panar - 400 korban


Leopard Panar merupakan kucing besar legendaris di awal abad 20. Ia merupakan jenis leopard jantan yang bertanggung jawab setidaknya atas 400 korban di wilayah Panar, Distrik Almora di India Utara. Pemburu legendaris Jim Corbett mengetahuinya di tahun 1907, dan berangkat untuk membunuhnya di tahun 1910. 
Leopard ini kurang mendapat perhatian dari pers India daripada leopard dari Provinsi Tengah karena wilayah Almora yang terpencil. Tapi meskipun begitu, ia merupakan salah satu kucing besar yang paling ditakuti di India pada saat itu. Corbett akhirnya berhasil memburu dan membunuhnya.
Singa pemakan manusia dari Njombe - 1500 korban


Kasus terburuk dari hewan pemakan manusia mungkin berasal dari singa-singa ini. Ada sekitar 15 singa yang diburu di wilayah Tanzania dekat kota Njombe, antara tahun 1932-1947. Legenda mengatakan, singa-singa ini dikendalikan oleh seorang dukun bernama Matamula Mangera, yang mengirim mereka untuk membunuh penduduk. Penduduk setempat mengatakan bahwa Mangera mengirim mereka karena ingin balas dendam terhadap rakyatnya sendiri yang telah menggulingkan jabatannya di desa.
Singa terus menyerang, bahkan setelah penduduk memohon kepada kepala suku untuk mengembalikan jabatan dari dukun tersebut. Akhirnya, pemburu Inggris George Rushby memutuskan untuk mengakhiri serangan. Rushby tiba di Njombe pada tahun 1947, 15 tahun setelah serangan dimulai. Pada saat itu, singa-singa tersebut hendak membunuh sekitar 1500-2000 korban.
Rushby mengatakan, singa-singa tersebut membunuh penduduk di sore hari, dan memanfaatkan malam hari untuk melakukan perjalanan sejauh 15-20 mil ke desa-desa yang tidak dicurigai. Ia percaya, singa-singa tersebut menggunakan sistem estafet untuk menyeret tubuh manusia ke dalam semak-semak. Rushby akhirnya berhasil membunuh 15 singa tersebut