Selasa, 06 Desember 2016

Nama Pemenang Ballon d'Or 2016 Bocor

Bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo sudah terus disebut sebagai calon kuat pemenang Ballon d'Or 2016. Spekulasi tampaknya bakal menjadi kenyataan, dengan bocornya nama pemenang sebelum acara pengumuman resmi.
Dilansir dari Mirror, Selasa, 6 Desember 2016, pemenang Ballon d'Or semestinya baru akan diumumkan pada Senin, 12 Desember nanti. Tapi, sudah dipastikan Ronaldo yang bakal meraih trofi pemain terbaik dunia kelimanya.
Media Prancis, France Football yang menjadi pencetus Ballon d'Or, akan mempublikasikan wawancara khusus pemenang keesokan harinya. Mereka akan menemui pemenang pada Kamis 8 Desember untuk melakukan wawancara.
Beberapa jam sebelum pengumuman, perolehan suara yang didapat 30 pemain dalam daftar nominasi, akan dirilis melalui L'Equipe. Ronaldo dianggap layak meraih trofi kelimanya, dengan sukses memenangkan Liga Europa bersama Real Madrid dan Piala Eropa 2016 bersama Portugal.
Pemain berusia 31 tahun itu mencetak gol kemenangan dalam adu penalti di final melawan Atletico Madrid. Mantan Presiden Barcelona Joan Gaspart awal pekan ini mengklaim bahwa memilih Ronaldo sebagai pemain terbaik di dunia merupakan kesalahan.
"Lionel Messi adalah yang terbaik. Saya tidak mengatakan itu karena saya yang merekrutnya," kata Gaspart. Messi sebelumnya merupakan penerima Ballon d'Or terbanyak, dengan lima kali memenangkannya dan tahun ini hanya akan menjadi yang kedua. 

Kamis, 01 Desember 2016

Modal Utama yang Wajib Dimiliki Desainer Pemula

Menjadi seorang desainer ternama dengan karya yang membanggakan, merupakan sebuah impian para perancang busana. Karena itu, mereka kerap melakukan berbagai cara, guna mewujudkan impiannya.

Kendati demikian, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam proses mencapainya. Desainer bernama Sofie mengatakan, para desainer pemula harus memiliki modal utama, yakni talenta.

"Untuk desainer pemula, tentunya harus memiliki modal, yakni talenta. Sebab, kalau tidak mempunyai itu, mereka akan susah meng-explore apapun dalam karyanya," ujar pemilik nama lengkap Ahmad Sofiyulloh ini kepada VIVA.co.id, Rabu malam, 30 November 2016.

Dia menambahkan, kemauan yang kuat untuk mempertajam kemampuan juga sangat dibutuhkan. Dengan begitu, talenta yang dimiliki ditambah kemampun yang ada akan membantu desainer terus berkreasi dengan baik.

"Ada baiknya, talenta yang dimiliki juga harus diimbangi dengan kemampuan, pengetahuan, dan usaha yang gigih. Dengan itu, saya rasa para desainer dapat mewujudkan cita-citanya," kata Sofie.

Minggu, 20 November 2016

Wow, Ada Alquran Disalin dengan Tinta Emas Selama 3 Tahun

Kita bisa menemui berbagai bangunan rumah ibadah unik bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia. Mulai dari sejarah hingga bentuk bangunan itu sendiri.

Namun, keunikannya tidak hanya sampai pada bangunan saja. Kitab suci Alquran unik yang akan dibahas dalam artikel ini bisa membuat Anda terkagum-kagum.

Seorang seniman perempuan asal Azerbaijan, Tünzale Memmedzade, membuat salinan Alquran dalam untaian benang. Ia meghabiskan waktu selama 3 tahun untuk menulis sendiri ayat demi ayat dalam kitab tersebut di kain sutra.

Dilansir laman Boredpanda, ide Memmedzade ini muncul setelah ia menemukan bahwa meskipun sudah disalin dalam berbagai material, ayat-ayat Alquran tidak pernah ditulis di atas kain sutra.
Salinan Alquran ini ditulis dengan 1,5 liter cairan emas dan perak di atas lembaran kain sutra murni dengan lebar 11,4 inci dan panjang 13 inci. Diperkirakan Memmedzade menggunakan kain sutra sepanjang 164 kaki.

Memmedzade menganggap ini adalah sebuah mahakarya dan tidak menyinggung ajaran agama karena pembahasan mengenai sutra juga terdapat dalam Alquran.

Kaligrafi ciamik dari perempuan ini mengingatkan kita kembali pada seni islami yang sedang dipamerkan di Sackler Gallery milik Smithsonian Miseum. Pameran bertajuk The Art of the Qur'an: Treasure from the Museum of Turkish and Islamics Arts menampilkan lebih dari 60 manuskrip dan bisa dinikmati hingga 20 Januari 2017 mendatang.
Pameran ini digelar dalan rangka memperingati kembali tradisi menyalin dan menghias Alquran.

Jumat, 11 November 2016

Kisah Pelukis Kaleng Khong Guan yang Terlupakan

Siapa yang tak kenal dengan biskuit Khong Guan, terutama gambar ilustrasinya yang begitu fenomenal beberapa dekade belakangan.
Ya, kaleng dengan gambar ilustrasi ibu bersama dengan kedua anaknya ini hampir selalu ada dalam tiap perjamuan acara besar keluarga di Indonesia. Bahkan, tak lengkap rasanya jika tak ada Khong Guan di hari Lebaran.
Tidak berhenti di situ, kepopuleran ilustrasi kaleng biskuit asal Singapura ini juga sering dijadikan bahan lelucon di media sosial, terutama dengan keberadaan sang ayah yang tidak tampak dalam ilustrasi keluarga yang hampir sempurna tadi.
Meski kepopuleran gambar itu melambung tinggi, tapi tak banyak yang mengetahui sosok di belakang karya yang telah berusia kurang lebih 40 tahun tersebut. Bahkan, namanya juga begitu saja terlupakan, setelah honor gambarnya dibayar lunas.
"Tidak ada royalti, begitu bayar selesai, sudah kita cari perusahan lain," kata Bernardus Prasodjo, pria berusia 68 tahun di balik kepopuleran gambar-gambar ilustrasi di banyak produk makanan di Indonesia, kepada VIVA.co.id di kediamannya di Jalan Kalipasir, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 22 November 2016.
Tapi, apakah ada penghargaan khusus terkait karyanya? Pria kelahiran Solo 25 Januari ini menjawab santai disusul tawa. "Ndak, ndak ada, karena yang punyanya saja saya tidak kenal," katanya.
Awal mula diminta menggambar untuk Khong Guan
Pria yang juga menggambar ilustrasi untuk biskuit Monde dan Nissin ini kemudian memulai awal ceritanya, ketika dimintai menggambar ilustrasi kaleng biskuit berwarna merah itu.
Dia kembali menyebut bahwa dirinya sama sekali tidak pernah kenal, apalagi bertatap muka, dan menerima bayaran langsung oleh pihak Khong Guan. Dirinya hanya diminta menggambar, oleh sebuah perusahaan separasi warna langganannya yang berlokasi di Jalan Biak, Cideng, Jakarta Pusat.
"Pelanggan saya itu sebuah perusahaan separasi warna di Jalan Biak. Mungkin dia yg menerima order kaleng ini. Dia panggil saya, dia cerita, ada contohnya, pemesannya memesan begini-begini. Kita sketch dulu, kita ajukan lagi, kita ubah sedikit lalu jadilah seperti sekarang ini," ujar ayah anak tiga ini.
Di ruang tengah rumahnya yang dipenuhi lukisan bergambar kuda, Bernardus bercerita bahwa kala itu ia hanya diminta membuat ilustrasi dari sebuah foto dari secarik kertas yang sudah tidak begitu baik tampilannya.
"Sudah ada semacam contoh tapi tidak jelas. Ada koran tapi tidak jelas. Ada ibu dan anak dan komposisinya kurang bagus, hanya diubah-ubah," kata dia.
Saat ditanya apakah gambar pada kertas tersebut persis seperti yang digambarnya, ia mengatakan bahwa hasil karya buatannya jauh berbeda. Ia hanya diminta menggambarnya.
"Mintanya begitu, cuma bertiga. Mungkin kalau berempat jadi kecil," kata dia.
Di mana sosok sang ayah di gambar kaleng?
Semakin lama, cerita Bernardus semakin mengarah pada tanda tanya besar seluruh orang, terkait dengan absennya sosok sang ayah dalam gambar ilustrasi keluarga yang terkesan begitu harmonis di meja makan itu.
Tapi, lagi-lagi Bernardus menjawabnya dengan santai. "Mungkin kalau berempat jadi sempit, makanya bapaknya enggak ada."
"Saya enggak bisa jawab apa-apa, cuma di meme itu banyak yang bilang bapaknya yang lagi motret. Jadi itu bukan saya yang bilang, saya sih cuma ketawa-ketawa saja. Meme kan lucu-lucu," ujarnya menambahkan sambil diiringi tawa.
Ia pun tak mempermasalahkan dengan banyaknya meme yang menggunakan karyanya sebagai bahan lelucon. Ia sendiri beranda-andai, jika dirinya masih muda, mungkin dirinya sering membuat meme.
"Mungkin kalau saya masih muda gambar-gambar begitu lagi, karena kalau sekarang sudah tidak ada waktu,” katanya.
Bahkan, hingga saat ini, ia tidak mengerti mengapa karyanya yang satu itu bisa demikian ikonik dan menjadi populer. Menurutnya tidak ada yang fenomenal dari gambar tersebut, bahkan terbilang sangat biasa.
"Karena gambar kemasan ini ratusan, tapi yang masih bertahan ya ini, yang lain sudah diganti, mungkin produsennya menganggap produknya sudah laku, jadi tidak perlu diganti. Jadi sebetulnya tidak ada yang istimewa," dia menjelaskan.
Saat ditanya mengenai honornya pada saat itu, Bernardus berusaha keras mengingat berapa besaran bayaran yang diterimanya ketika dimintai menggambar ilustrasi tersebut.
"Sudah lupa. Ya tapi bisa hidup sekeluarga sama anak, karena dulu graphic desainer itu sangat sedikit. Kita banyak dicari orang. Jadi untuk menyelesaikan itu sampai enggak tidur, enggak makan. Ya ada, tapi enggak banyak saingannya," kata dia.
Bakat seni menurun dari sang ayah
Bernardus kemudian juga kembali menarik mundur beberapa dekade silam, awal dirinya terjun ke dunia menggambar. Tampaknya, darah dan bakat seni yang dimiliki ayahnya yang juga seorang pelukis menjalar ke dirinya. Sejak kecil ia mengaku menyukai menggambar.
Ia sendiri tidak pernah bercita-cita untuk mendapatkan uang dari menggambar. Sang ibu bahkan sempat melarang dirinya mengikuti jejak karier ayahnya. Maklum, sang ibu berkaca dari hidup ayahnya yang menurutnya pas-pasan.
"Kalau zaman dulu malah orangtua sedih kalau anak jadi pelukis karena enggak ada duit. Karena itu orangtua tidak setuju, karena zaman dulu pelukis itu tidak ada duitnya. Pinginnya jadi arsitek,” ujar pria yang pernah menjadi mahasiswa di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sayangnya, ia gagal menyelesaikan kuliahnya lantaran kebanjiran pesanan untuk karya ilustrasi. Waktunya pun tersita karena terlalu sibuk membuat komik.
"Bikin komik itu bukan maunya saya, saya di Bandung, kos, di Jalan Lengkong Kecil 41 Bandung, persis di sebelahnya redaksi Aktui. Saya suka main ke situ lama-lama disuruh buat cerita bersambung komik. Sudah, saya bikin saja," ujarnya bercerita.
Nasib baik justru menuntunnya untuk menekuni profesinya membuat ilustrasi banyak kemasan produk makanan. Karya untuk ilustrasi kemasannya sendiri diakui telah mencapai ratusan. Tapi ia kembali masih tidak habis pikir mengapa karya di kaleng Khong Guan itu begitu populer.
Lebih jauh, ketika ditanya apakah ada karya ilustrasi lain yang mampu menandingi kepopuleran Khong Guan ia menjawabnya mantap.
"Ndak ada, ini (ilustrasi Khong Guan) paling populer. Sebetulnya gambarnya begitu saja, kalau dibanding yang lain juga kalah bagus, cuma kalengnya kuat, yang lain rapuh," kata dia.
Terpaksa menolak tawaran menggambar
Beberapa kali, ia pun sempat kembali mendapatkan tawaran untuk menggambar ilustrasi untuk produk. Namun tawaran itu ditolaknya, karena tak memiliki waktu. Maklum, beberapa tahun belakangan, Bernardus memang lebih banyak mengabiskan waktu untuk memberikan pelatihan pengobatan dengan teknik prana ke beberapa daerah.
Zaman berubah, keahliannya ia katakan juga kian tergerus dengan teknologi. Ia mengakui hal itu.
"Kalau sekarang kan sudah pakai komputer, dulu itu karya kreatif semua, kalau dulu satu iklan itu bisa dua hari, sekarang dua jam jadi. Dulu kan semua ditempel pakai tangan begitu," ujarnya menjelaskan.
Tapi ada satu hal yang saat ini masih ia yakini dalam menjalankan profesinya sebagai pelukis.
"Ya, kalau kita mau bekerja, bekerjalah sesuai dengan apa yang kita cintai. Kalau suka melukis, kerjalah di bidang itu. Jadi kerja itu seperti hari libur santai karena kita suka. Kalau tidak suka, pasti sehari itu lama sekali," ucapnya bijak.
Lebih jauh ia juga sedikit mengkritik gaya beberapa orang yang mengaku sebagai seniman belakangan ini. Ia kerap melihat bahwa gaya seorang tidak berbanding dengan karya yang telah dihasilkannya.
"Karena menurut saya, saya pernah jadi dosen, para murid itu sudah bergaya seniman, (tapi) karyanya belum ada. Setelah populer barulah rambutnya gondrong, tapi belum-belum sudah kayak seniman gondrong, karyanya belum ada," ujarnya.
Lalu bagaimana tampilan Bernardus saat muda?
"Tampilannya biasa saja, memang zaman dulu rambut rada panjang. Teman juga seperti itu, tidak ada yang istimewa,” katanya.
Di samping itu, ia mengatakan bahwa kini pekerjaan sebagai seorang ilustrator juga cukup menjanjikan. Ia mengaku mampu membeli rumah, mobil hingga menyekolahkan ketiga anaknya yang salah satunya menjadi dokter dari hasil menggambarnya.
Mata Bernardus kembali menerawang, ketika ditanya, berapa lama lagi karyanya akan bertahan di pasaran.
"Kita tidak tahu perkembangan kemasan akan seperti apa. Tapi kayaknya 20-25 tahun lagi masih bisa bertahan,” katanya sambil tersenyum.

Minggu, 30 Oktober 2016

Hak untuk Dilupakan, Warga Bisa Cuci Dosa di Dunia Maya

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik hasil revisi telah berlaku mulai pekan ini. Ada beberapa perubahan dan penambahan dalam UU tersebut. Salah satu penambahan yang muncul di UU tersebut adalah ketentuan hak untuk dilupakan atau right to be forgotten.
Hak untuk dilupakan maksudnya adalah setiap warga negara berhak meminta penghapusan 'jejak hitam'nya dari dunia maya. Jejak hitam yang dimaksud, baik foto, artikel yang bernada buruk tentang dirinya, postingan status yang mencemarkan nama baiknya, atau lainnya yang dianggap merugikan diri seorang warga.
Namun ketentuan baru tersebut mendapat kritik dari pegiat dan aktivis kebebasan ekspresi. Ketentuan right to be forgotten itu dianggap terlalu tergesa-gesa, tidak melihat kesiapan ekosistem perlindungan data pribadi di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan, aturan hak untuk dilupakan pada pasal 26 UU ITE nantinya akan diperjelas dalam aturan turunan.
"Nanti akan diturunkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri," jelas Rudiantara ditemui usai acara Mastel di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 1 Desember 2016.
Soal gambaran teknis pengaturan hak untuk dilupakan itu, Rudiantara mengaku belum bisa bicara banyak. Tapi secara prinsip, aturan turunan hak untuk dilupakan akan 'mencuci dosa' nama seseorang dari informasi di dunia maya.
"Intinya secara filosofi, jika nanti ada seseorang yang dihukum kemudian diputus inkrach bebas maka akan ada normalisasi dengan meminta pengadilan menetapkan penghapusan tersebut," jelasnya.
Sebelumnya Kepala Divisi Riset Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, Asep Komarudin menilai penambahan ‘right to be forgotten’, atau hak untuk dilupakan dalam pasal 26 UU ITE itu tak jelas.
Dia mengakui, hak untuk dilupakan punya semangat menghargai hak asasi manusia di dunia maya, namun lebih bagus, jika ketentuan hak untuk dilupakan itu dimasukkan dalam UU khusus terkait perlindungan data pribadi.
Ketentuan 'hak untuk dilupakan' yang ada di UU ITE, menurut Asep, tak memenuhi ketentuan yang sama yang telah berlaku di Eropa. Dia menjelaskan, 'hak untuk dilupakan' di Eropa hadir dengan dukungan sistem perlindungan data pribadi yang sudah kuat.
Masalah lainnya, yakni belum ada gambaran yang jelas bagaimana nanti penentuan dan jenis informasi pribadi yang boleh dilupakan, terus bagaimana nanti teknis penghapusannya apakah di mesin pencarian, atau di portal berita.
"Sebatas mana penentuan identitas pribadi, kategorinya bagaimana, terus apakah kita nanti memintakan (penghapusan) ke pengadilan dan bagaimana eksekusi, transparansinya. Jadi ini tergesa-gesa memasukkan hak untuk dilupakan," ujarnya.

Kamis, 27 Oktober 2016

Kami Gratiskan Lagi Kantong Plastik karena Kecewa

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa waktu lalu menerapkan kantong plastik berbayar untuk mengurangi limbah plastik, diawali di ritel modern.
Kebijakan pemerintah itu dituangkan dalam surat edaran (SE) yang dikeluarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Nomor: S.71/MENLHK–II/ 2015 pada 21 Februari 2015. Menggandeng Asosiasi Perintel Modern Indonesia (Aprindo), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kantong plastik berbayar mulai diterapkan pada Mei 2016 silam.
Setelah berjalan tiga bulan, Aprindo yang mendapat banyak masukan menilai bahwa program tersebut mulai dapat diterima dengan baik di masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, setelah memasuki bulan ketujuh, harapan Aprindo agar pemerintah mengeluarkan landasan hukum untuk memperkuat SE tersebut tidak juga dikeluarkan.
Bahkan, Kementerian KLHK sempat mengeluarkan SE baru tanpa melibatkan Aprindo yang salah satu isinya adalah meminta pemerintah daerah (pemda) provinsi maupun kabupaten/kota termasuk produsen serta pelaku usaha melakukan langkah stimulan dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik.

Poin penting lainnya dalam SE tersebut, pemkab/pemkot diminta melakukan pembinaan dan memfasilitasi penerapan teknologi ramah lingkungan, merujuk pada Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Hal ini jelas membuat Aprindo meradang, hingga akhirnya mereka pun menghapus penerapan kantong plastik berbayar dengan alasan karena tidak adanya landasan hukum yang kuat.
Bagaimana asosiasi yang memiliki 3.500 anggota di seluruh Indonesia ini mensikapi hal tersebut, dan bagaimana Aprindo menghapus stigma jika ritel modern dianggap sebagai penyebab hancurnya toko tradisional? Berikut petikan wawancara VIVA.co.id dengan Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey pertengahan Oktober lalu:
Apa alasan Aprindo tertarik mengikuti program kantong plastik berbayar?

Pada prinsipnya kami mendukung program pemerintah dalam hal pengurangan sampah plastik karena sangat baik bagi lingkungan kita dan generasi mendatang. Dalam pelaksanaannya Aprindo diajak oleh KLHK untuk mendapat kesempatan pertama  melakukan uji coba program pengurangan  sampah plastik ini sesuai dengan SE Nomor: S.71/MENLHK–II/ 2015 pada 21 Februari 2015 yang berisi pola kerja yang akan dilakukan oleh Aprindo dalam masa uji coba selama tiga bulan.
Tercantum dalam SE itu, pertama bahwa pemerintah dalam hal ini KLHK, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, YLKI dan Aprindo sepakat menjadikan uji coba ini dalam satu periode tertentu sampai dengan 30 mei 2016. Dengan sasaran 19 kabupaten/kota dan satu provinsi.
Kedua, adalah Aprindo akan menjadikan kantung belanja menjadi produk jualan, dengan harga yang telah disepakati yaitu Rp200 per kantong plastik. Akhirnya pada kami mulai melakukan uji coba tersebut di anggota kami di wilayah yang telah ditunjuk sebagai lokasi uji coba.
Tujuannya supaya masyarakat supaya bisa memilih, kalau tidak mau membeli kantong plastik ya bawa sendiri. Diawal program ini berjalan cukup baik, karena berdasarkan survei ada 20 persen-30 persen dari konsumen yang sudah mulai mengerti.
Lalu, kenapa kemudian Aprindo akhirnya menghapus program ini?
Nah saat 30 Mei, dan program sudah berjalan tiga bulan kami Aprindo menunggu dan mengharapkan agar kementerian KLHK mengeluarkan atau landasan hukum dalam bentuk peraturan menteri yang bisa menguatkan peraturan tersebut.
Namun, jangankan landasan hukum kenyataannya malah bikin kami agak kecewa karena setelah 30 Mei perpanjangan SE tidak juga kami dapatkan. Sehingga pada 1 Juni anggota mulai bingung dan bertanya-tanya bagaimana selanjutnya program uji coba ini, dan kalau tidak ada dukungan dari peraturan di atasnya.
Malah pada 6 Juni 2016, keluar SE baru yang isinya berbeda dengan yang pertama. Dalam SE ini ada penambahan jika selanjutnya wewenang sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah terkait sesuai peraturan yang berlaku untuk pengelolaan sampah plastik ini, namun harga jual dari kantong tetap milik peritel. Dan program kantong plastik berbayar diperluas hingga seluruh Indonesia.
Lalu apa yang mendasari kekecewaan itu?
Jelas kami kecewa, karena kami tidak dilibatkan dalam kesepakatan SE kedua itu karena dinilai periode pertama sukses maka diluaskan seluruh Indonesia.
Kami lihat dalam SE itu tentunya ini dapat menimbulkan perbedaan persepsi karena tidak distandardisaskan untuk semua wilayah, tapi wewenang di lemparkan ke pemda ini yang kami sesalkan, karena semangat dari peraturan menteri adalah semangat yang instruksinya untuk dilakukan oleh seluruh daerah dengan satu prinsip peraturan menteri.
Nah kalau ini diserahkan ke pemda berarti dia bisa leluasa membuat peraturan seperti peraturan gubernur, bupati, walikota. Akhirnya seperti sudah kami prediksi di sinilah titik lemahnya dan ternyata benar, bulan pertama masih bagus setelah ada SE tersebut, karena akhirnya mulai ada intervensi dan banyak kepentingan dari daerah terkait program tersebut.
Intervensi dalam bentuk apa?
Intervensi yang terjadi adalah ada daerah yang membuat peraturan di kotanya tidak boleh ada kantong plastik, ininkan aneh. Selain itu juga daerah yang menerapkan harga kantong plastik mulai Rp500, Rp2.000 bahkan ada juga yang Rp5.000 karena semua diserahkan ke pemda, jadi mereka yang menerapkan nilainya.
Lalu bagaimana dengan harga yang telah ditetapkan Rp200?
Dengan adanya kewenangan di pemda inilah, jadi jika ada yang menerapkan Rp5.000 maka ritel hanya dapat Rp200 dan sisanya masuk ke pemda.  Hal seperti sudah kami prediksi saat kami tidak dilibatkan karena semangat otonomi daerah punya harapan dan kepentingan, itulah intervensi yang kami dapatkan.
Selain itu apalagi yang dialami anggota Aprindo?
Selain soal harga dan kewenangan pemda, yang lebih parah adalah karena tidak ada landasan hukumnya, ada anggota kami yang dipanggil kepolisian. Karena ada laporan dari masyarakat yang tidak terima jika harus bayar kantong plastik. Pemanggilan itu karena kepolisian menanyakan landasan hukum dari program tersebut sementara kami hanya mengantongi SE.
Jadi bisa dibayangkan anggota kami lagi dagang di BAP kemudian polisi tanya landasan hukum. Banyak lagi bahkan ada pengacara private yang menanyakan landasan hukumnya, padahal niat kami adalah membantu pemerintah dalam mengurangi sampah plastik.
Langkah apa yang selanjutnya dilakukan Aprindo?
Akhirnya setelah ada banyak laporan ke kami dari anggota, apalagi saat itu mendekati libur November dan puncaknya belanja pada Desember serta memasuki Pilkada juga, kami akhirnya memutuskan per 1 Oktober 2016 Aprindo menyampaikan ke publik dan pemerintah bahwa kami tidak lagi memberlakukan kantong plastik berbayar. Artinya kantong plastik akan didapatkan gratis oleh konsumen.
Kami akan konsisten untuk menggratiskan kantong plastik ini sampai ada landasan hukum dan payung hukum yang jelas kami mungkin akan berani lagi melaksanakan program tersebut.
Selain itu kami juga minta diikutsertakan sebagai perwakilan pengusaha apabila memang akan dibuat landasan hukum atau peraturan menteri terhadap penerapan kantong plastik berbayar.  Saya sih dengar akan diupayakan pada Oktober, tapi saya kok tidak yakin ya.
Apa yang dilakukan pemerintah ini dinilai tidak konsisten?
Saya sempat menyampaikan ke Bu Menteri bahwa dalam program publik ini diperlukan road map atau perencanaan baku sehingga dapat diimplementasikan dengan sebaik-baiknya.
Bisa dibayangkan kalau satu program dijalankan tanpa road map, mohon maaf akhirnya yang terjadi adalah tumpang tindih kepentingan yang hasilnya bukan meningkatkan skill ekonomi dan malah menghambat pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
Lalu apa harapan Aprindo terkait program tersebut?
Pertama, perlu kejelasan road map mau dibawa ke mana program menyelamatkan lingkungan dari kantong plastik, mesti ada kepastian. Kedua adalah kepastian berupa peraturan menteri atau kepastian landasan hukum sehingga secara nasional dapat diimplementasikan tanpa adanya kepentingan masing-masing.
Ketiga, kampanye ke masyarakat yang berkelanjutan dan juga bekerja sama dengan pelaku usaha untuk mengedukasi masyarakat. Bisa dibuat kampanye yang lebih luas lagi dan lebih jelas. Saya kira kalau tiga hal itu bisa dilakukan, pelaku usaha dan masyarakat akan mengerti selanjutnya program akan berhasil sesuai rencana pemerintah.
Dengan kondisi tadi, apakah pendapatan ritel modern terpengaruh?
Sebetulnya tidak jelasnya program kantong plastik berbayar tidak berpengaruh terhadap pendapatan ritel. Kami mulai melakukan recovery pada tahun ini, karena tahun lalu kita hanya tumbuh tujuh persen. Saat itu pemerintah kita alami keterpurukan di mana rupiah melemah, harga gas, listrik, minyak tidak turun.
Ditambah lagi Anggaran Pendapatand dan Belanja Negara baru dikucurkan pada pertengahan tahun karena ada revisi, ya kita tahulah APBN sebelumnya kan dibuat oleh pemerintah sebelum Pak Joko Widodo, dan saat itulah belanja masyarakat di ritel modern terpuruk.
Banyak anggota kami yang ingin buka lima sampai enam toko pada tahun 2015, akhinya hanya bisa buka satu toko. Recovery mulai kamu rasakan setelah lebaran 2016 dan kami harapkan pendapatan akan tumbuh 10 persen-11 persen atau mencapai Rp200 triliun pada tahun ini.
Apa yang masih menjadi penghambat berkembangnya ritel modern?
Kendala mikro adalah masih banyak peraturan yang belum direlaksasi baik di kementerian perdagangan maupun kementerian terkait sehingga banyak benturan saat toko modern akan ekspansi atau buka toko.
Contoh saja pada tahun lalu berlaku peraturan presiden No.112, dalam berbagai kesempatan kami minta perpres itu direvisi mudah-mudahan tahun ini sudah ditandatangani dan sudah sesuai dengan aspirasi kami.
Yang cukup mengganggu kami adalah tentang rencana detil tata ruang, tahun lalu saja dari 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi baru sembilan kota yang memiliki RDTR artinya saat kita akan buka toko di kota yang tidak punya RDTR harus mengeluarkan ekonomi tinggi.
Sementara pekerjaan rumahnya ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bukan di Kemendag, inilah menghambat pertumbuhan ritel dan bagaimana kita mau berkembang kalau regulasi belum direvisi.
Saat ini ritel modern makin menjamur, mulai banyak penolakan dan tudingan ritel modern mengganggu toko tradisional. Bagaimana Aprindo mensikapinya?
Dilihat secara Undang-undang No.7 tahun 2014 yang membagi  pasar menjadi pasar rakyat dan toko syawalayan, jadi sudah ada perbedaan antara keduanya.
Misalnya di pasar rakyat atau sering dikenal pasar tradisional itukan jelas segmentasinya berbeda karena konsumen mencari barang yang sifatnya fresh seperti ikan dan sayur segar artinya langsung dari petani dan nelayan dan di sana juga ada tawar menawar.
Sementara di pasar modern, itu ada karena gaya hidup, biasanya pasangan baru yang mau cepat praktis karena tuntutan gaya hidup. Di sana juga tidak ada tawar menawar karena pasar modern memberikan kepastian harga, di pasar modern harga sudah yang margin.
Dari contoh itu kelihatan segmen yang berbeda, jadi sangat tidak beralasan jika keberadaan pasar modern akan menggerus pasar rakyat apalagi jumlah pasar rakyat jumlahnya tiga jutaan sedangkan ritel modern hanya 3.500. Cukup beralasan juga jika Presiden Jokowi meminta agar pasar rakyat memperbaiki pasarnya menjadi lebih modern.
Lalu apa kesiapan Aprindo menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN?
Ada harapan dengan MEA ini, artinya jika selama ini ada 250 juta penduduk Indonesia, dengan MEA akan ada 600 juta yang harus dilayani. Di sinilah bagaimana kami harus siap melayani 600 juta penduduk itu, dan harapannya akan difasilitasi dari pemerintah sehingga ritel modern kita akan berkembang tidak hanya di dalam negeri tapi juga di kawasan ASEAN khususnya.

Rabu, 19 Oktober 2016

Linda Gumelar Ajak Masyarakat Deteksi Kanker Sejak Dini

Di bulan Oktober, yang merupakan bulan peringatan untuk Breast Cancer Awarness atau kepeduliaan terhadap kanker payudara, Linda Agum Gumelar, sebagai Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), mengajak masyarakat untuk menyadari dan mengenali bahaya kanker sejak dini.
"Jadi sesuai tagline kami, ‘Saling jaga, saling peduli’, yang pertama itu dengan SADARI, Periksa Payudara Sendiri, karena dari sinilah kita tahu ada sesuatu di payudara untuk diperiksakan ke dokter. Kami masuk ke masyarakat, untuk memberikan sosialisasi," kata dia saat ditemui di Kunigan City, Jakarta Selatan, Rabu 19 Oktober 2016.
Ia menjelaskan, bahwa kasus kanker payudara di Indonesia tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini, menurutnya karena masyarakat masih belum sadar akan bahaya kanker, dan tidak mau memeriksakan sejak dini ke dokter. Sehingga ketika diperiksakan sudah mengalami stadium lanjut.
"Di luar negeri delapan perempuan, satu terkena kanker payudara, hanya stadiumnya awal karena mereka sejak awal sudah pergi ke dokter. Kalau di Indonesia pergi ke dokter sudah stadium lanjut," ujarnya menambahkan.
Lebih jauh, ia juga mengatakan bahwa untuk memulai dan menyadari risiko penyakit kanker payudara bisa dimulai sejak anak usia menstruasi. Untuk anak yang sudah mengalami menstruasi, ia menyarankan untuk rutin memeriksakan payudara pada hari kedelapan atau ke-10 setelah menstruasi. Sementara untuk yang memasuki masa menopause bisa dihitung setiap tanggal satu setiap bulannya.
"Sampai sekarang penyebab kanker itu belum bisa diketahui. Kita harus menjaga gaya hidup, karena  mempengaruhi makanan berlemak dan makanan yang dibakar itu mengandung karsinogen yang berisiko pada kanker. Intinya lifestyle dan olahraga yang benar, jangan stres, tapi tidak berarti hal itu sudah bebas dari kanker payudara. Harus rutin diperiksakan juga," kata dia.

Jumat, 30 September 2016

Blackberry Akhirnya Menyerah, Setop Produksi Smartphone

Setelah 14 tahun bertahan di industri ponsel pintar dan sempat menjadi pemimpin pasar, Blackberry akhirnya memutuskan untuk benar-benar meninggalkan bisnis perangkat pintar itu. Butuh waktu setahun bagi Blackberry untuk memutuskan hal ini. Sejatinya, niat Blackberry untuk tidak lagi memproduksi ponsel telah ada sejak setahun lalu. Dilansir melalui BBC, Kamis 29 September 2016, dalam situs resminya, perusahaan asal Kanada itu mempertegas posisi perusahaan sebagai produsen software. Hanya software. "Software adalah Blackberry yang baru," tulis situs resmi Blackberry. Situs Business News Network (BNN) Kanada, menyebut CEO Blackberry pun sudah menyatakan hal ini. Bahkan, mereka bersiap untuk melakukan pengurangan karyawan (pemutusan hubungan kerja/ PHK), karena tidak lagi mengurus divisi perangkat mobile. "Kami telah memutuskan untuk tidak lagi memproduksi perangkat hardware. Hanya hardware. Kami percaya, ini merupakan cara terbaik untuk meraih keuntungan di bisnis perangkat," ujar CEO Blackberry, John Chen. Dikatakan Chen, produksi smartphone akan dilimpahkan kepada mitra Blackberry yang ditunjuk. Ini secara tidak langsung akan mengurangi pengeluaran Blackberry, termasuk menghilangkan kebutuhan distribusi perangkat, melakukan pengurangan karyawan, dan mengurangi biaya peralatan. "Daftar yang panjang untuk bisa berhemat," kata Chen. Pengurangan karyawan ini merupakan langkah selanjutnya bagi Blackberry, yang memutuskan untuk menggandeng mitra outsource dalam memproduksi ponsel. Mereka yang akan terkena PHK adalah para pekerja di divisi logistik dan perbaikan.  Langkah Blackberry ini diambil, karena adanya hasil yang tidak memuaskan pada penjualan smartphone kuartal terakhir. Pada kuartal kedua tahun fiskal Blackberry, yang berakhir 31 Agustus, perusahaan itu melaporkan hanya menjual 400 ribu unit smartphone, termasuk smartphone Priv berbasis Android, dan DTEK50 yang dijual seharga U$271, atau Rp3,5 jutaan. Di Indonesia, Blackberry mendirikan perusahaan patungan bernama PT BB Merah Putih untuk lisensi software perangkat. Sedangkan produksi smartphone berbasis Android mengandalkan software BB, akan digarap oleh PT Tiphone Indonesia.

Dari Limbah Padi untuk Kemandirian Energi

Usianya masih muda saat meraih gelar doktor dari Technische Universität München, Jerman pada 2007. Rino Rakhmata Mukti meraih gelar doktor saat usianya 29 tahun. 
Sebagai peneliti muda, Rino telah menemukan katalis zeolit yang bermanfaat untuk industri petrokimia dan industri penyulingan minyak bumi, dari hilir sampai sektor riil. 
Menariknya, katalis zeolit yang ditemukannya memanfaatkan bahan alam yang dianggap tak berguna, yaitu limbah sekam padi. 
Jebolan Master di Universitas Teknologi Malaysia itu mengatakan, jika Indonesia mampu mengembangkan serius bidang katalis zeolit maka bukan tak mungkin bisa memberikan efek domino bagi industri di Indonesia. Dampak tersebut pada akhirnya mewujudkan industri Indonesia yang bisa mandiri, tak sepenuhnya tergantung dengan teknologi dan produk impor. 
Manfaat katalis zeolit dalam bidang minyak, kata Rino, bisa membuat Pertamina menghemat dan akhirnya memungkinkan bisa mandiri dalam energi. Muaranya, rakyat bisa merasakan harga akhir bahan bakar minyak yang terjangkau. 
Selain itu, katalis zeolit bisa menjadi bekal bangsa Indonesia untuk menghadapi problem kelangkaan bahan bakar tak terbarukan di masa depan. Ketika  di masa depan bensin dan bahan bakar minyak kian menipis, katalis zeolit bisa dimanfaatkan untuk menemukan bahan bakar alternatif yang terbarukan. 
Atas terobosannya, Rino mendapatkan anugerah Penghargaan Achmad Bakrie tahun 2016 kategori Peneliti Muda. 
Penghargaan itu menambah deret pencapaian sebelumnya, yaitu Asian Rising Stars Award at 15th Asian Chemical Congress pada 2013; Indonesian Young Material Scientist Award pada 2014; dan DAAD-Fraunhofer Technopreneur Award pada 2016.
VIVA.co.id telah berbincang santai dengan Rino di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, beberapa jam jelang keberangkatannya ke Jerman, 1 September 2016. 
Rino mengaku, tiga bulan berada di Jerman membawa nama Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia dimintai tolong industri cat lokal di Jerman untuk mengembangkan fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkualitas tinggi. 
Berikut beberapa petikan wawancara dengan peneliti muda ITB tersebut:
Anda telah meraih penghargaan peneliti muda Achmad Bakrie Award 2016. Apa makna penghargaan ini?
Penghargaan ini, menurut saya merupakan penghargaan yang prestisius dan kehormatan bagi saya. Bukan hanya saya ya, tapi bagi institusi saya Institut Teknologi Bandung (ITB), tim saya, kolega dan mahasiswa saya. Penelitian itu kebanyakan kerja tim, itu kebahagiaan semua. Ini juga motivasi untuk menjalankan penelitian lebih lanjut, sehingga bisa dipakai di masyarakat maupun industri. 
Bisa dijelaskan bidang yang Anda tekuni dan temuan yang baru-baru ini dihasilkan? 
Jadi kami meneliti material maju, ada sebuah material yang berfungsi sangat baik. Kita bisa memakai material ini untuk buat bahan dan energi baru, energi alternatif dari sumber terbarukan. Jadi material ini contohnya material zeolit, dalam hal ini yang saya kaji adalah katalis. 
Dan katalis itu bisa dipakai dalam industri penyulingan minyak bumi. Jadi dari hilirisasi sampai sektor riil. Contohnya, kita merasakan sendiri menggunakan bensin dalam kendaraan bermotor kita. Itu hasil dari penggunaan material zeolit. 
Zeolit fungsinya apa?
Fungsi kasarnya, ibaratnya gunting. Dia menggunting fraksi-fraksi minyak bumi. Jadi minyak bumi yang kita ambil dari dalam bumi itu rantai karbonnya kan panjang. Nah itu rantai panjang yang ini misalnya bensin, terus rantai panjang yang lainnya untuk diesel. Rantai karbon yang lebih besar lagi misalnya untuk jet. 
Dan gunting-gunting ini, zeolit. Zeolit membuat bensin itu. Tanpa itu (katalis zeolit) bensin tak bisa dibuat. Bensin yang sekarang kita pakai kan dari minyak bumi, tanpa zeolit, bensin tidak akan ada. 
Zeolit pemanfaatannya untuk industri apa saja?
Bukan hanya industri bahan bakar, industri petrokimia sangat merasakan manfaat zeolit itu. 
Jadi katalis zeolit dipakai untuk menurunkan bahan-bahan selain bahan bakar. Misalnya oleksin, kalau diturunkan bisa menjadi plastik, dengan proses polimerisasi. Oleksin ini dihasilkan dengan menggunakan dari proses katalitik, ada katalis, yaitu zeolit material. 
Jadi fungsi zeolit meningkatkan kualitas sebuah material?
Betul. Jadi Zeolit itu bisa dalam prosesnya mengonversi minyak bumi jadi bensin sekalian meningkatkan bilangan oktan. Dan itu yang diproduksi dari proses katalis zeolit bisa bilangan oktan ditingkatkan. Lebih tinggi (bilangan oktan) dibanding premium misalnya. 
Temuan Anda kami dengar juga dipakai Pertamina?
Ya, yang saya teliti, yang kami kaji. Sekarang dalam proses untuk dipakai di industri. Perjalanan untuk bisa sampai dipakai industri itu panjang, sekitar tiga tahun, arahnya ke sana. 
Manfaat lainnya apa?
Dengan memahami ilmu katalisis, kalau kita punya ilmu ini, di dalamnya ada ilmu kimia ya. Kita bisa mengarahkan segala kebutuhan yang kita inginkan, problem yang kita hadapi sekarang diselesaikan dengan ilmu ini. 
Misalnya minyak bumi itu kan sekarang supply-nya menurun. Ke depan kalau tidak ditemukan sumur minyak baru, kita akan kehabisan minyak bumi di dunia. Jadi makanya kita harus pikirkan proses lain. Misalnya, menghasilkan bensin dari sumber gas alam. Kita punya gas alam di Kalimantan dan Papua. 
Itu dari gas alam bisa diubah jadi bensin, melalui proses katalitik yang menggunakan zeolit. Misalnya gas alam kan mengandung metana. Kemudian metana kemudian dikonversi menjadi metanol, kemudian dikonversi lagi bisa menjadi bensin, menggunakan katalis zeolit. 
Jadi zeolitnya sama tapi bisa dipakai di mana saja. Jadi bahan bakar alternatif yang kita perlukan, walau gas alam dan minyak bumi sumber yang tak terbarukan, tapi kalau bicara sumber terbarukan kita bisa gunakan zeolit lagi untuk proses yang kita pakai.
Dilihat manfaatnya banyak sekali. Apakah fokus kajian untuk zeolit sudah semakin meluas di Tanah Air?
Orang makin tertarik ke arah sana, karena ini kan juga bidang nanoteknologi. Secara ukuran kan, sekarang material ini bisa dikecilkan skala nano. Nanoteknologi ini bisa meningkatkan efisiensi. Dengan adanya nanomaterial, setidaknya kita bisa meluaskan ruang permukaan material tersebut. Bayangin luas permukaan material meningkat, jadi reaksinya kan makin banyak. 
Jadi orang mulai tertarik. Seiring dengan banyak banyak instrumen yang dipakai penelitian, semakin jelas penelitian bisa dilakukan. Makanya orang nanti makin mau meneliti, ilmu dan instrumen makin terang dan canggih, orang akan mengejar ilmu ini. Dan juga karena kebutuhan manusia yang makin banyak. 
Kita sudah pakai gadget lebih dari satu, kebutuhannya makin banyak. Tentunya banyak teknologi yang harus mengikuti. Sebelumnya belum ke arah sana, karena kita cenderung untuk pakai produk luar. 
Riset zeolit di luar negeri yang bisa jadi cermin bagi kita mana?
Memang Amerika dan Eropa yang mengawali riset ini ya. Terutama Inggris, Prancis, Jerman dan Amerika. Negara itu yang mengawali penelitian zeolit, industri petrokimia, itu kan berhubungan dengan industri petrokimia hilir. 
Mereka mengawali itu, jadi mereka lebih maju. Tapi kan untuk mempelajari langkah mereka, kita tidak harus memulainya dari nol. Bisa kompetisi dengan mereka dari tengah. 
Mulai dari tengah. Modal kita apa?
Kita punya bahan dasar alam banyak. Kita bisa pakai bahan bakar alam kita untuk menjadikan nilai ekonomi lebih tinggi. 
Contohnya, selama kita makan nasi kan ada limbah padi, kan ada silika tinggi, belum dalam bentuk zeolit. Limbah padi mau diapakan, kalau limbah ini dikonversikan ke katalis zeolit, kan bisa sebab, bahan utamanya silika. Kalau ini bisa, maka nilai ekonominya kan bakal lebih tinggi. 
Perkilogram zeolit kalau di luar itu harganya US$100-200. Itu keuntungan yang kita punya. Produksi zeolit dengan mudah, dari bahan alam. 
Rino R Mukti
Apakah karena itu penelitian Anda pakai limbah padi?
Iya. Kita pakai (sekam padi), apakah itu bisa diubah ke zeolit. Buktinya bisa. 
Selain limbah padi, bahan yang banyak di Tanah Air untuk dimanfaatkan sebagai katalis, apa saja?
Bisa misalnya dari limbah power plant, pembangkit listrik. Abu terbang (fly ash), ini kan dikeluarkan pembangkit listrik. Ini mengandung silika, ini bisa digunakan untuk mengubah menjadi zeolit. 
Tapi itu kan bukan bahan yang natural ya? 
Kan selama kita menggunakan sumber daya tak terbarukan untuk hasilkan listrik, energi, pasti itu (abu terbang) akan ada terus. Semua yang punya basis silika bisa dipakai untuk mengubah menjadi zeolit. 
Contoh lain, itu bahan alam, tanah diatom(diatomaceous earth) yang ada pada limbah tumbuhan di pesisir. Itu sebagai limbah, mikroalga, tanah itu mengandung silika tinggi yang sering ada di pesisir. Itu salah satunya. 
Hubungan katalis zeolit dengan nanoteknologi apa? 
Jadi katalis zeolit bisa berukuran nanometer, nanopartikel. Di dalam nantopartikel, ada pori, ada porositas yang lebih kecil lagi, bisa subnano. Nah ini dibuat, dengan adanya nanopartikel, dengan nanopori . 
Secara teknologi apakah katalis makin kecil makin potensial?
Iya, makin kecil makin baik. Sehingga alat yang kita pakai harus canggih, misalnya mikroskop elektron. Kita punya dua, baru beli, satunya harganya Rp20 miliar. Itu dipakai untuk fisik secara atomik, atau skala molekuler
Kataliz zeolit sama nanoteknologi, itu sangat mendasar dalam riset ini?
Banyak kebutuhan ya, yang saya lihat sendiri di Merak ada pabrik yang menggunakan katalis zeolit untuk mengubah benzen menjadi etil benzen
Nah etil benzen menjadi stiren atau plastik kresek. Selama ini Semua ini zeolit di kilang Pertamina itu yang notabenenya impor.  Kita bukan gantikan barang impor jadi barang lokal, tapi meningkatkan performa pabrik.

Ada Video Porno di Papan Iklan Dekat Kantor Wali Kota Jaksel


Sebuah video porno tiba-tiba muncul di megatron jalan raya tepatnya di kawasan Jalan Pangeran Antasari, di Kebayoran Baru, dekat kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jumat, 30 September 2016. Video  itu membuat heboh warga yang tengah melintas di jalan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat membenarkan ada informasi terkait itu. Namun dia mengatakan saat ini anggotanya sedang melakukan pengecekan dan penyelidikan di lokasi.
"Iya benar. Ada informasi itu. Anggota lagi lidik di lokasi, lagi periksa keterangan saksi," kata Tubagus.
Video ini menjadi viral di media sosial. Dapat sebuah rekaman yang tersebar, video adengan orang dewasa itu berlangsung saat jalanan di kawasan tersebut tengah macet. Para pengendara merekam beberapa detik adegan yang terpampang di layar lebar tersebut.
Tak hanya pengendara, banyak warga yang tengah melintas dengan jalan kaki langsung berhenti sambil menunjuk megatron tersebut.