Minggu, 20 Agustus 2017

Wajib Tahu, Titik Krusial Transportasi Saat Puncak Haji





Berbagai kendala terkait dengan sistem transportasi untuk jemaah haji Indonesia saat puncak haji telah diantisipasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Sejumlah titik krusial di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, akan menjadi fokus penanganan.
Menurut Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid, titik krusial untuk angkutan Armin sudah mulai terjadi, ketika mengorganisir jemaah saat pemberangkatan di hotel. Mulai dari Mekah ke Arafah, Arafah ke Mina, dan dari Mina kembali ke Mekah. 
Dari Mekah menuju Arafah misalnya, jemaah biasanya sudah mempersiapkan diri sejak pagi. Padahal, jemaah yang bersangkutan harusnya berangkat pada siang atau sore hari. Mereka sudah dalam keadaan berihram memenuhi lobi hotel dan jalan-jalan di sekitar pemondokan.
"Mereka sudah berihram menunggu di lobi dan di jalan dan sebagian ingin langsung berangkat. Padahal, jadwalnya yang bersangkutan masih lama. Ini yang justru akan mengganggu pergerakan jemaah," katanya.
Menurut Subhan, sudah disampaikan kepada seluruh petugas kloter dan pimpinan rombongan, agar jadwal yang disusun oleh masing-masing maktab diikuti secara disiplin. Jemaah harus mematuhi arahan petugas, agar tidak terjadi permasalahn yang akan menghambat seluruh jadwal pemberangkatan jemaah.
Selain itu jemaah juga diminta tidak khawatir akan tercampur dengan jemaah negara lain. Karena, tenda dan lokasi untuk jemaah Indonesia berbeda. Ini berlaku, saat jemaah berada di Arafah, Muzdalifah, dan di Mina.
"Bila jemaah displin mengikuti aturan, akan mengurangi kelelahan juga," katanya.
Titik krusial kedua adalah dari Arafah ke Muzdalifah. Lokasi ini kadang sangat krodit, karena banyak jemaah yang khawatir tidak terangkut bus. Padahal, seluruh jemaah dipastikan akan terangkut karena bus telah tersedia. Karena itu, jemaah kembali diingatkan agar tetap disiplin pada jadwal yang telah ditetapkan.
Kemudian, titik yang paling krusial lainnya adalah rute dari Muzdalifah ke Mina. Permasalahan terjadi, karena ruang di Mina yang sangat terbatas. Hanya ada jalan dan tenda dan bus sering terganggu karena banyak jemaah yang berada di luar tenda dan memenuhi jalan.
"Sehingga, akan menghambat laju bus. Juga, karena keinginan jemaah yang ingin cepat menyelesaikan lempar jumrah. Bus yang akan mengangkut jemaah berikutnya akan lambat kembali ke Muzdalifa," katanya.
Titik krusial juga terjadi pada jemaah yang mengambil nafar awal pada tanggal 12 Dzulhijah. Karena, kondisi di Mekah pada puncak kepadatan. Bus yang akan membawa jemaah kembali ke hotel, akan sulit merapat sampai ke depan hotel. Khususnya, untuk wilayah Aziziah, Mahbas Jin, Shisha, dan Raudhah.
"Biasanya, pengemudi menawarkan pada jemaah turun di titik macet dan berjalan ke hotel bila tidak ingin lama. Sebab, kalau tetap memaksa bus sampai hotel akan butuh waktu yang sangat lama," katanya.
Bagi jemaah yang mengambil nafar awal ini harus siap-siap, terutama agar mendampingi jemaah yang lansia, agar siap jalan kaki dari titik pemberhentian terakhir.

0 komentar:

Posting Komentar