Selasa, 28 April 2015

Polusi Udara Memperkecil Volume Otak





Tingkat kesehatan dan kebersihan sebuah kota, dapat ditentukan dari kebersihan udara yang dimilikinya. Ketika polusi udara begitu banyak dan lahan hijau berkurang, maka daerah tersebut merupakan tempat yang buruk untuk ditinggali.

Hal ini karena, kadar polusi yang terdapat dalam udara yang sehari-harinya dihirup, dapat membahayakan tubuh dan memberikan berbagai risiko penyakit yang mengancam keselamatan tubuh manusia.

Selama ini, orang banyak mengetahui bahwa menghirup udara yang mengandung polusi akan menyebabkan gangguan jangka panjang, seperti gangguan pernapasan, jantung, hingga risiko terkena stroke.

Namun, yang belum diketahui oleh banyak orang bahwa polusi udara juga bisa berpengaruh pada ukuran otak manusia. Bagaimana bisa?

Sebuah peneltian terbaru, mengamati lebih dari 943 pria berusia 60 tahun ke atas, dalam keadaan sehat di daerah New England, yang dikenal dengan keadaan kotanya yang padat dan poplusi udara yang cukup pekat.

Penelitian ini menemukan bahwa ukuran otak dari para peserta penelitian terbukti mengecil sebanyak 0,32 persen dari ukuran semulanya. "Pengurangan tersebut, terjadi hanya dalam kurun waktu satu tahun," ujar Elissa H Wilker, ahli kardiovaskuler dari Beth Israel Deaconess Medical Center.

Penelitian ini juga menemukan fakta bahwa pengecilan volume otak, kemudian berhubungan dengan diagnosa stroke ringan, yang terjadi pada 46 persen peserta peneltian, yang ternyata tinggal di daerah yang kadar polusinya paling besar.

Beberapa gejala gangguan kesehatan lain, juga ditemukan, seperti sesak napas, serta depresi yang angkanya meningkat di kota tersebut.

Namun, penelitian mengenai hal ini terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang signifikan.

0 komentar:

Posting Komentar