Asal Muasal Imlek Identik Dengan Warna Merah
Dominasi warna merah bertebaran di mana-mana saat perayaan Tahun Baru
Imlek atau Tahun Baru China or Chinese New Year. Mulai dari baju,
celana dan rok yang dipakai serba merah, lilin, mercon dan lampion serta
interior eksterior bangunan hingga ke beragam pernak-pernik kelengkapan
perayaan Imlek.
Rasa-rasanya Imlek sangat lekat dan identik dengan warna merah, sehingga
cocok banget kalau dikatakan bukan imlek kalau tidak pakai warna
merah. Akan tetapi, tahukah sahabat-sahibit blogger se-dunia, mengapa
warna merah selalu hadir dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek setiap
tahunnya???
Kalau belum tahu, mari sini saya akan beritahu dan yang pasti bukan beri
tempe :-D Dari berbagai sumber yang layak dipercaya dan bantuan mbah
Google, saya menemukan jawabannya, ternyata satu kisah klasik menjadi
penyebab Asal Muasal Imlek identik dengan warna merah.
Silahkan dibaca sampai tuntas artikel ini yaa, jangan dibaca
sepotong-potong, agar bisa memahami isinya secara keseluruhan, apalagi
kalau hanya baca judulnya, bisa-bisa nggak nyambung dech nantinya.
Oke, kita mulai yaaa!!! Alkisah once upon a time in China,
sebelum tanggalan kalender Cina secara lunisolar dimulai, tersebutlah
ada kisah legenda tentang sejenis mahluk mytologi berukuran raksasa
bernama Nian, yang berkepala singa, berbadan lembu dan bertanduk
satu serta ekornya berapi dan mengenakan baju zirah. Mahluk ini
sangatlah ganas dan buas serta kejam tak beperikebinatangan, tinggalnya
di rimba pegunungan dan setiap akhir tahun, tepatnya di malam tahun baru
imlek, akan turun gunung, masuk ke daratan Cina untuk mencari manusia
yang akan menjadi mangsanya.
Menurut kisah legenda, awal tahun baru Cina dimulai dengan melawan mahluk raksasa ini. Karena manusia pada zaman itu sangatlah takut kepada mahluk raksasa Nian ini, dan tak satupun orang yang mampu mengalahkan apalagi membunuhnya. Ini menjadikan setiap tahun baru Cina merupakan masa penderitaan dan ketakutan bagi masyarakat di daratan Cina
Meskipun sudah banyak pendekar yang datang dari seluruh Cina telah mencoba membasmi mahluk ini, akan tetapi semua menemui kegagalan, dan para pendekar itu hanya menemui ajalnya dimangsa raksasa Nian. Oleh karena itu setiap menjelang malam pergantian tahun, penduduk akan beramai-ramai pergi meninggalkan tempat tinggal mereka, pergi ke tempat yang dirasa aman untuk bersembunyi dan menghindar agar jangan sampai menjadi korban terkamannya yang mengerikan.
Menurut kisah legenda, awal tahun baru Cina dimulai dengan melawan mahluk raksasa ini. Karena manusia pada zaman itu sangatlah takut kepada mahluk raksasa Nian ini, dan tak satupun orang yang mampu mengalahkan apalagi membunuhnya. Ini menjadikan setiap tahun baru Cina merupakan masa penderitaan dan ketakutan bagi masyarakat di daratan Cina
Meskipun sudah banyak pendekar yang datang dari seluruh Cina telah mencoba membasmi mahluk ini, akan tetapi semua menemui kegagalan, dan para pendekar itu hanya menemui ajalnya dimangsa raksasa Nian. Oleh karena itu setiap menjelang malam pergantian tahun, penduduk akan beramai-ramai pergi meninggalkan tempat tinggal mereka, pergi ke tempat yang dirasa aman untuk bersembunyi dan menghindar agar jangan sampai menjadi korban terkamannya yang mengerikan.
Hingga suatu ketika, di malam menjelang pergantian tahun, saat penduduk
daratan Cina sedang bersiap-siap mengungsi meninggalkan tempat tinggal
mereka, untuk menyelamatkan diri dari serangan mahluk raksasa Nian,
muncullah seorang biksu Tao yang mengenakan jubah serba merah, bernama Hongjun Laozu.
Penduduk juga mengajak pendeta itu untuk ikut dengan mereka mencari
tempat yang aman, agar terhindar dari maut yang ditebarkan mahluk buas
tersebut. Akan tetapi pendeta itu menolak, dan menyuruh agar para
penduduk saja yang pergi, dan mengatakan bahwa ia akan menangkap mahluk
raksasa Nian.
Penduduk pun menasihatinya dan menjelaskan bahwa sudah banyak yang
berusaha membasmi mahluk itu, namun semua menemui ajalnya, akan tetapi
biksu Tao itu tak bergeming sedikitpun. Akhirnya semua penduduk pergi
meninggalkan pendeta itu yang duduk bersemedi di sebuah rumah yang
letaknya persis di tengah-tengah daratan Cina. Dan tepat tengah malam,
di waktu menjelang pergantian tahun, terdengarlah suara derap nan
gemuruh dari arah pegunungan . Raungan dan auman keras seiring suara
derap itu memecah malam, membangkitkan rasa kengerian teramat sangat
bagi yang mendengarnya.
Akan tetapi tidak bagi biksu Hongjun Laozu, tak ada ketakutan di
wajahnya sedikitpun jua. Wajahnya terlihat teduh dan tenang, bibirnya
terus berkomat-kamit dan tangannya memegang sebuah tasbih berukuran
besar. Di ujung pintu gerbang desa nampaklah mahluk raksasa Nian
bergerak dengan cepat, suara kakinya menghentak bumi menimbulkan suara
yang sangat bergemuruh. Tiba-tiba saja mahluk raksasa Nian berteriak
keras saat mendekati tempat di mana biksu Tao itu duduk bersemedi.
Suaranya seperti binatang yang ketakutan ketika melihat jubah warna
merah yang dikenakan sang biksu.
Takut akan warna merah, mahluk raksasa Nian berpaling hendak
meninggalkan perkampungan itu. Namun ketika ia berbalik terlihat
kertas-kertas berwarna merah bersaput warna keemasan tertempel di setiap
pintu rumah yang ada di kampung tersebut. Kemanapun ia menoleh, matanya
selalu bertemu dengan kertas warna merah, maka semakin keraslah jeritan
dan erangan raksasa Nian.
Biksu Tao itu berdiri dari semedinya, dia bergerak dengan cepat, dan
tiba-tiba saja ratusan lilin warna merah menyala terang mengelilingi
mahluk raksasa Nian. Setelah itu Biksu Tao mengeluarkan benda yang
mengeluarkan cahaya terang dan bunyi ledakan yang sangat keras saat
dibakar. Semua itu membuat mahluk raksasa Nian mengerang-ngerang
kesakitan dan ketakutan, tubuhnya menggelepar hingga akhirnya menjadi
lemas tak berdaya lagi.
Melihat hal itu, biksu Hongjun Laozu pun mendekatinya, membisikkan
sesuatu di telinganya, kemudian naik kepunggung mahluk itu dan
menungganginya serta menjadikan mahluk raksasa Nian itu sebagai
kendaraannya. Tak lama kemudian berangkatlah biksu Hongjun Laozu beserta
kendaraannya berupa mahluk raksasa Nian meninggalkan daratan China.
Sebelum pergi dia memanggil seluruh penduduk dan mengatakan bahwa mahluk
raksasa Nian sangat takut akan warna merah, dan memberitahukan
bagaimana cara ia mengalahkannya. Adapun segala peralatan yang dipakai
untuk mengalahkan mahluk raksasa Nian ditinggalkannya untuk digunakan
oleh penduduk daratan Cina.
Kisah tentang bagaimana cara biksu Tao Hongjun Laozu mengalahkan mahluk
raksasa Nian kemudian dengan cepat menyebar dari mulut kemulut di
seluruh daratan Cina saat itu dan menjadi legenda hingga saat kini bagi
bangsa Cina di seluruh dunia. Demikianlah sahabat-sahibit blogger
se-dunia satu legenda mitologi yang menjadi penyebab warna merah
mendominasi dan identik dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek.
Selain itu rakyat Cina juga menyalakan lilin merah, membakar mercon yang
menghasilkan suara keras, menyalakan kembang api dan lentera setiap
malam jelang pergantian tahun baru Imlek. Semua itu untuk mengenang
warisan pengalaman dari Biksu Tao Hongjun Laozu saat mengalahkan mahluk
raksasa Nian, sekaligus untuk mengusir mahluk raksasa itu bila suatu
waktu akan datang lagi meneror bangsa Cina.
0 komentar:
Posting Komentar