Rabu, 11 Juli 2012

Dunia Maya Lebih Dekat Dibanding Dunia Nyata





Dunia maya atau internet sudah bukan lagi hal asing bagi masyarakat dewasa ini. Berbagai macam kemudahan mengakses ke dunia maya seperti makin menjamurnya warnet, tempat-tempat hang out ber-wiifi serta semakin berkembangnya gadget yang mendukung menjadikan dunia maya sudah seperti 'rumah kedua' bagi sebagian besar masyarakat era sekarang.
Bahkan akibat mudahnya menjelajah di dunia maya sampai ada yang beranggapan kalau dunia maya itu lebih baik dan lebih perhatian dibandingkan dunia nyata. Salah satu contohnya ialah teman, dimana banyak yang mengatakan bahwa teman dunia maya itu lebih baik dibandingkan teman yang berada di dunia nyata.
Tapi benarkah seperti itu realita yang terjadi?

Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena tingkat aktivitas individu di dunia maya itu lebih tinggi dibandingkan aktivitasnya di dunia nyata. Ambil contoh seorang siswa sekolah, dimana siswa sekolah dulu pada pertengahan tahun 90-an sampai 2000 kurang mengenal yang namanya dunia maya (maupun jejaring sosial). Karena minimnya informasi tentang dunia maya maka pergaulan di dunia nyata merupakan kegiatan yang terus-menerus dilakukan.
Berbeda dengan individu di era 2000-an sekarang. Dimana segala kemudahan dalam mengakses dunia maya lebih terbuka. Bahkan mereka yang masih berstatus siswa Sekolah Dasar saja sudah banyak yang memiliki gadget canggih untuk mendukung kebutuhan mereka akan dunia maya.
Interaksi di dunia maya yang lebih mudah, kalau bisa disebut dimikian, menjadi alasan utama kenapa para generasi baru ini memilih untuk menghabiskan sebagian besar kegiatannya di dunia maya. Mereka tidak perlu mengeluarkan keringat atau merasa lelah bila berinteraksi melalui dunia maya karena segala macam interaksi hanya dilakukan dengan ujung jari mereka.
Namun terlalu banyak berinteraksi di dunia maya juga berdampak buruk bagi mereka. Salah satunya ialah kesehatan. Efek terlalu lama menatap monitor atau layar bisa menyebabkan kerusakan pada mata di usia dini. Belum lagi badan mereka akan menjadi 'lemah' akibat jarang bergerak atau berolahraga.
Selain itu kebanyakan berinteraksi di dunia maya juga menyebabkan seseorang sulit berkomunikasi di dunia nyata. Tidak jarang terlihat orang yang 'heboh' di dunia maya ketika di dunia nyata merupakan pribadi yang pendiam. Pola pikir bahwa dunia maya 'lebih aman' dalam beropini juga terkadang meracuni pikiran individu, misalkan aja ada masalah A yang dibahas di forum dunia maya, kemudian individu X mampu beropini dan beragumen, namun apabila masalah A dibahas dalam forum di dunia nyata, ada kemungkinan individu X akan cenderung diam.
Rasa bebas dan kemampuan beropini tanpa batasan.
Yah, mungkin itu salah satu yang menyebabkan seorang individu lebih senang beradu argumen di dunia maya. Adalah kemudahan untuk beropini tanpa bisa dicela dan tanpa perlu meladeni tindakan intimidatif lawan bicara serta segudang sumber yang bisa dioperasikan dengan ujung jari saja. Bandingkan bila harus beradu argumen di dunia nyata. Selain memiliki kemungkinan untuk disela ketika berargumen, lawan bisa saja menintimidasi kita melalui tatapan maupun tindakan-tindakan lainnya, jangan lupakan juga kalau materi yang kita bawakan harus dipahami dan dikuasai secara mendalam terlebih dahulu.
Selain itu alasan kenapa masyarakat sekarang lebih memilih 'hidup' di dunia maya ketimbang di dunia nyata ialah karena (mereka pikir) lebih banyak orang yang peduli di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. Hal ini sering terjadi dan dirasakan para pengguna jejaring sosial.
Mereka kerap menilai orang-orang di dunia nyata itu lebih kejam dan kurang memperhatikan mereka, berbeda dengan teman-temannya di dunia nyata. Mungkin benar, mungkin juga salah. Karena kemungkinan mereka menganggap lebih banyak yang peduli di dunia maya karena banyak yang memberikan komentar maupun ucapan-ucapan prihatin disaat suasana hati mereka sedang sedih.
Baik hati kah?
Bisa jadi bukan. Sebagian besar mereka yang mengeluh di jejaring sosial memang mendapatkan perhatian dari teman-teman dunia mayanya. Tapi pernahkah mereka melakukannya di dunia nyata? Kebanyakan mereka yang mengeluh di dunia maya cenderung tertutup di dunia nyata, karena sifat tertutup inilah teman-teman dunia nyatanya terkadang tidak sadar bahwa dia memiliki masalah, berbanding terbalik dengan dunia maya dimana segala kesedihan mereka umbar dengan bebasnya. Selain itu fakta bahwa apa yang ditulis di dunia maya itu permanen juga semakin memudahkan orang-orang untuk mengetahui 'suasana hati' seseorang.
Jadi tidak selamanya dunia maya itu memberikan dampak positif, apabila terlalu lama berinteraksi di dunia maya, bahkan sampai melupakan pentingnya dunia nyata, malah akan membuat diri kita menderita. Mungkin tidak akan terasa sekarang, tapi dampaknya akan terlihat di beberapa tahun ke depan. Maka dari itu, seimbangkanlah kehidupan di dunia maya dan dunia nyata. Agar kita dapat merasakan nikmatnya hidup di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar