Rabu, 29 Mei 2013

Ini yang Terjadi Pada Darah Saat Sedih, Takut, Cinta, dan Doa

Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar EFT (Emotional Freedom Techniques) untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah manusia disaat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa.

Pakar EFT yang bernama Dr. Felicy tersebut mengambil sampel darah seorang pasien bernama Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope” yang dihubungkan dengan monitor komputer.

Dan tampaklah perubahan drastis pada darah Rebecca tersebut setiap kali emosinya berubah. Berikut ini adalah foto darah seorang Rebecca sebelum dan sesudah melakukan EFT.


1. Kondisi darah saat sedih

Rebecca melakukan EFT dengan mengundang emosi “sedih” dengan cara memikirkan saat-saat sedih sampai dia menangis, lalu sang pakar EFT mengambil sampel darahnya. Kondisi darah saat sedih,Sel darah begerak cepat dan berbentuk air mata



2. Kondisi darah saat merasakan cinta

Lalu Rebecca menggunakan EFT untuk mengundang energi “cinta” untuk memasuki tubuh dan darahnya. Dan seketika darahnya kembali normal, dan sel-sel darah bergerak dengan indah dan timbul substansi yang berkilauan dalam cairan darah. Kondisi darah saat merasakan cinta,Sel darah bergerak pelan dan cenderung berkumpul


3. Kondisi darah saat merasa takut

Satu kenyataan menarik pada sampel darah saat “sedih” terjadi perubahan seperti pada sampel darah saat “merasakan cinta”. Jadi walaupun darah itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan pemiliknya.

Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut. Kondisi darah saat merasa takut,Sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat


4. Kondisi darah saat berdoa

Lalu Rebecca mecoba untuk memikirkan “sifat feminine Tuhan”, yang dalam keyakinan agamanya ia sebut “divine mother”, sifat penyayang, penyantun dan pemelihara. Dan memohon kepada-Nya untuk menyalurkan energi feminine itu kedalam tubuh dan darahnya. Saat berdoa tersebut, Rebecca merasakan seperti ini,

“saya merasakan gelombang energi yang begitu besarnya menyelimuti diri saya, saya sampai menangis bahagia karenanya” Saat sampel darah Rebecca diambil setelah berdoa dan merasakan pengalaman religius itu, kemudian dilihatkan dibawah mikroskop yang dihubungkan dengan komputer, semua yang hadir dilaboratorium itu seketika terdiam dan terpana karena melihat kondisi darah yang sama sekali berbeda dengan yang lain.

Kondisi darah saat berdoa,Timbul substansi putih berkilauan, darah bergerak pelan dan sangat teratur. Cairan darahnya sangat cerah, gerakan sel darah sangat tenang seakan bergerak dengan penuh kedamaian, muncul banyak substansi yang berkilauan. Di dalam sel darah terdapat substansi yang bercahaya dan berdenyut seperti denyutan jantung mini.


Jadi setiap inci dari tubuh kita, bahkan darah pun bisa berubah sesuai dengan emosi kita.. so, emosi kita mempengaruhi kesehatan kita juga.

Selasa, 28 Mei 2013

Pabrik Mobil Listrik di Sejumlah Negara Bangkrut, Apa Sebabnya?

Di tengah harapan yang membuncah, kabar ini cukup mengejutkan. Senin 27 Mei 2013, sejumlah media di Amerika Serikat ramai memberitakan tentang bangkrutnya sejumlah perusahaan otomotif yang memproduksi mobil listrik. Beberapa perusahaan memilih menutup pabrik. Beberapanya lagi melikuidasi unit mobil listrik dan mengabungkannya dengan unit lain. 
Padahal sebelumnya ramai dikabarkan --setelah jaya tahun 1920 dan nyaris mati selama 91 tahun -- mobil listrik bakal kembali berjaya di seantero dunia. Sebab lebih ramah lingkungan. Bersuara lembut alias tidak bising di jalanan. Dan banyak perusahaan otomotif dunia melirik dan memproduksi mobil jenis ini. Dan semula memang cukup laris. (Baca: Kisah Raja Jalanan Ohio) 
Lalu mengapa tiba-tiba tersungkur?  Banyak jawabannya. Sebab banyak masalah pada mobil ini. Dan salah satu masalah itu datang dari jalanan Kota Paris 2011 lalu. Hari itu di salah satu jalan kota itu mendadak heboh. Seorang wanita yang berjalan kaki dan menyeberang tiba-tiba disambar mobil. Padahal mobil itu tidak sedang kencang melaju. Wanita itu memang tidak luka parah. Hanya memar.
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu lalu diinterogasi polisi. Mengapa menyeberang dengan santai di saat ada mobil yang melaju. Jawabannya cukup mengejutkan dan tidak bisa dipercaya. Wanita ini sama sekali tidak mendengar suara mobil yang menabraknya itu. Padahal dia sama sekali tidak tuli. Polisi tidak percaya dan menganggap jawaban itu kelakar belaka.
Tapi belakangan para produsen otomotif, juga para polisi di Prancis itu percaya dengan jawaban wanita ini. Dan itu berkat penelitian yang dilakukan Highway Loss Data Institute(HLDI) di negeri itu. Sedikitnya 20 persen kasus tabrakan terhadap pejalan kaki terjadi dengan mobil listrik ini. "Mobil listrik sangat senyap. Pejalan kaki tak akan mendengarnya saat mendekat sehingga kurang awas di jalan," demikian pernyataan HLDI sebagaimana dilansirAutoevolution.

Pemerintah Kota Paris beberapa tahun belakangan memang tengah gencar menerapkan skema rental kendaraan listrik 'Autolib'. Termasuk juga untuk taksi, yang sudah menggunakan mobil listrik . Peminatnya banyak. Tapi kasus yang terjadi pada wanita yang menyeberang itu dan hasil penelitian HLDI itu ramai diberitakan media massa. Banyak kemudian yang mempersoalkan apakah pilihan mobil listrik itu sudah benar.
Sadar dengan kelemahan itu, dan jika tidak dibenah bisa ditinggal peminat, produsen mobil listrik kemudian berbenah. Mereka akhirnya menambahkan suara pada mobil. Mobil akan berbunyi pada kecepatan di bawah 15 mph atau 24,1 km/jam--saat mobil mengandalkan baterai sebagai sumber energi.
Meski penambahan suara itu menghilangkan satu keunggulan mobil listrik, solusi ini diramalkan bakal manjur. Itu sebabnya para produsen kembali memproduksi mobil listrik secara massal demi menandingi mobil bensin, diesel dan gas.  Celakanya reaksi pasar justru kian memburuk. Banyak pembeli menghindar.
McKinsey and Company dariNew York, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Inautonews, menemukan bahwa satu dari tiga pemilik mobil listrik di Jepang kapok membeli. "Mobil listrik merupakan bagian dari kemajuan teknologi tetapi mudah ketinggalan zaman. Bayangkan saja konsumen masih menggunakan walkman sementara yang lain sudah menggunakan iPod," komentar Dave Sullivan, Manajer Analisis Produk dari Auto Pacific Incorporated.
Di samping kesulitan teknologi, kampanye bahwa mobil  listrik itu bisa ngirit juga ternyata tak sepenuhnya benar.  Sebab tagihan listrik di rumah membengkak. Kisah para pemilik mobil yang kesusahan mencari tempat pengisian baterai juga ramai ditulis media massa. Laporan McKinsey juga menemukan bahwa banyak konsumen tidak dibekali informasi cukup tentang mobil listrik. Keputusan mereka membeli demi ingin tahu belaka dan memperoleh pengalaman baru.

Penjualan mobil listrik di Amerika memang meningkat tiga kali lipat, menjadi 50.000 unit pada tahun lalu. Tetapi angka itu masih jauh dari ekspektasi para analis. Tentu saja, ini menjadi kabar buruk bagi produsen mobil listrik di seluruh dunia. Dan kabar soal mobil ini kemudian kian buruk. Memasuki pertengahan 2013, produsen mobil listrik mulai bertumbangan alias bangkrut. Sebut saja, dua perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Coda dan Fisker Karma.

Sepinya pemintaan pasar menyebabkan keduanya ketar-ketir, sementara biaya terus membengkak untuk operasional dan membayar karyawan. Bayangkan saja, dalam setahun Coda hanya berhasil menjual 100 mobil sedan listrik.

Sedangkan Fisker mengalami masalah lantaran harga mobil yang dijual kelewat mahal. Hanya orang berkantong tebal, macam artis hollywood Justin Bieber dan Leonardo de Caprio yang jadi konsumen loyal mereka. Mereka kemudian menempuh jalan pintas; banting harga. Kasih diskon besar-besaran. Tapi sayang, cara itu tak juga menolong dari jurang kebangkrutan.

Nasib yang sama merundung produsen mobil listrik dari Israel, yaitu Better Place. Dilansir The New York Times, Senin 27 Mei 2013, Better Place pada akhir pekan kemarin, mengumumkan pabrik mobil listrik akan dilikuidasi. "Ini cara terbaik untuk meminimalkan kehancuran terhadap para karyawan, pelanggan dan kreditur. Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi kami semua," kata CEO of Better Place Global and Better Place Israel, Dan Cohen.
Padahal, perusahaan yang baru berdiri pada 2007 itu, sudah menyusun rencana ambisius. Melakukan revolusi mobil agar masyarakat tidak lagi tergantung pada minyak. Rencana itu memang kurang masuk akal, sebab pasar sesungguhnya sudah memberi peringatan. Perusahaan yang berbasis di Palo Alto, California, AS itu menargetkan 100 ribu mobil listrik bakal lalu lalang di jalanan Israel pada tahun  2010 lalu. Faktanya meleset jauh. Jika dihitung cuma 1.000 mobil yang ada di jalanan Israel dan beberapa ratus mobil di Denmark.

Melihat perkembangan buruk itu, raksasa otomotif asal Jepang, Amerika, dan Eropa seperti Toyota, General Motors (GM), dan Mercedes-Benz tak mau gegabah jor-joran di mobil Listrik. Mereka memilih cara aman. Tetap fokus di mesin bensin-diesel, serta hibrida (bensin digabung motor listrik). Sedang mobil murni listrik hanya dibuat terbatas.

"Mahalnya harga mobil listrik dibanding mobil berbahan bakar minyak/gas menjadi salah satu alasan utama konsumen enggan membelinya. Mereka juga masih ragu akan masa depan mobil itu, karena masih jarang tersedia tempat pengisian baterai," kata Head of Mercedes Van division, Volker Mornhinweg.

Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia rencana untuk memproduksi mobil listrik secara massal juga terbilang ambisius. Adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, yang cukup getol mengkampanyekan mobil listrik ini.

Sebut saja Tucuxi. Untuk membuat mobil sport listrik tersebut Dahlan rela merogoh kocek hingga miliaran rupiah. Namun sayang, sebelum dijual dan baru dilakukan pengetesan, pada awal Januari lalu, Tucuxi yang dikendarai Dahlan menabrak tebing hingga ringsek, di Magetan, Jawa Timur.

Dahlan juga kini tengah memproduksi mobil listrik jenis sport yang diberi nama Selo. Rencanananya, mobil tersebut bakal rampung pada tahun ini. Mantan petinggi PLN tersebut juga menyampaikan, harga mobil Selo lebih murah daripada Tucuxi.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudi, mengklaim penggunaan mobil listrik lebih hemat dibandingkan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Dia menjelaskan bahwa PLN akan mengenakan tarif non subsidi bagi mobil listrik yaitu sebesar Rp1.200 per Kwh. Dengan tarif itu, mobil listrik tetap 1/4 lebih hemat jika dibandingkan mobil berbahan bakar minyak. "Perbandingannya kira-kira 1:4 savingnya, padahal tarif listriknya tidak bersubsidi," kata Nur Pamudji kepada VIVAnews.

Ia menjelaskan dalam satu kali isi ulang mobil listrik hanya akan membutuhkan Rp25.200, dan mobil dapat menempuh perjalanan hingga 150 kilometer. Sedangkan mobil berbahan bakar bensin membutuhkan Rp100.000 untuk jalan sejauh 150 km.


Senin, 27 Mei 2013

Jaringan 4G baru Bisa Diterapkan Tahun 2018 Di Indonesia

4g LTE,jaringan 4g LTE indonesia,teknologi,teknologi 4G di IndonesiaJaringan 4G di Indonesia - Internet menjadi sebuah kebutuhan penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan saat ini. Entah untuk sekadar chatting, browsing, atau bahkan sudah menjadi tuntuan pekerjaan. Untuk meningkatkan kecepatan internet, berbagai pihak terus bereksperimen dengan teknologi. Dan akhirnya kini teknologi internet sudah sampai pada kasta 4G atau LTE. di berbagai negara maju sudah mulai mengembangkan teknologi internet yang paling cepat dan hemat ini.


Lantas, bagaimana dengan Indonesia ?
Di Indonesia, tampaknya kita harus bersabar untuk merasakan teknologi 4G, pasalnya urusan 3,5G saja saat ini belum beres. Kementrian Komunikasi dan Informasi merilis pernyataan bahwa Indonesia baru akan mengadopsi teknologi 4G pada tahun 2018. Dikutip dari Antara, kemenkominfo bersama Asosiasi GSM berkomitmen menggunakan frekuensi 700 MHz untuk 4G LTE tersebut. Padahal saat ini, frekuensi tersebut masih digunakan untuk TV analog. sehingga, pemanfaatan 4G LTE baru akan dimulai setelah digitalisasi televisi selesai. Kominfo memperkirakan proses perpindahan dari TV analog ke TV digital baru bisa rampung paling cepat tahun 2017, jadi Pemerintah dan operator seluler bisa mengelar 4G LTE setelah tahun 2018.

Penggunaan frekuensi 700 MHz ini merupakan saran dari International Telecomunication Union. keuntungan yang diperoleh jika menggunakan teknologi 4G LTE adalah pengurangan gangguan sinyal,hemat biaya peralatan, dan mampu menjangkau wilayah yang lebih luas serta hanya membutuhkan sedikit pemancar.

Selasa, 07 Mei 2013

Tragedi Superga, Akhir dari Sebuah Generasi Emas

Meski bukan yang tertua di dunia, kompetisi sepak bola Liga Italia tetap dianggap sebagai kompetisi klasik yang sudah berjalan sejak 1898 silam. Sebelum kompetisi dengan format Serie A bergulir yang dimulai pada1929, kompetisi sepak bola Italia menggunakan sistem turnamen regional. 

Secara total, Juventus menjadi pengumpul gelar juara terbanyak kompetisi negeri ini. Gelar asli yang mereka miliki sebanyak 31 buah sebelum dua gelar dicopot setelah skandal calciopoli. Di bawah Juve, muncul AC Milan dan Inter Milan yang mengikuti dengan 18 gelar. 

Selanjutnya, tercipta jarak yang cukup besar soal pengumpul terbanyak gelar juara liga karena di bawah trio tersebut baru muncul Genoa yang mengumpulkan sembilan gelar. Di bawah Genoa, terdapat tiga klub yang mengumpulkan tujuh gelar yaitu Torino, Bologna dan Pro Vercelli. 

Baik Torino, Bologna maupun Pro Vercelli merajai Liga Italia di masa lampau. Sebelum Serie A bergulir, Genoa dan Pro Vercelli adalah tim terbaik. Namun setelah Serie A bergulir, Torino adalah tim fantastis yang mencuat dengan mengumpulkan lima gelar di periode 1940-an. Mereka merajai Serie A lima musim beruntun di masa itu berkat permainan gemilang yang diperagakan oleh tim yang dikenal dengan sebutan “Il Grande Torino”.  

Kegemilangan Il Grande Torino dimulai saat klub dibeli oleh Ferruccio Novo, industrialis lokal yang mengakuisisi tim ini tahun 1939. Di bawah kepemimpinan Novo, Torino disebut-sebut sebagai klub yang pertama kali memperkenalkan sistem pencarian bakat (talent scouting) di mana Novo mempekerjakan orang-orang yang memang kompeten di bidangnya. Sistem ini sekarang telah digunakan oleh hampir seluruh klub sepak bola profesional di dunia. 

Usaha pencarian bakat yang sistematis tersebut sukses. Hasilnya, Torino mendapatkan pemain-pemain yang kelak menjadi legenda mereka seperti Franco Ossola, Ezio Loik, dan tentu saja Valentino Mazzola. 

Il Grande Torino memperagakan permainan dengan taktik revolusioner 4-2-4. Taktik tersebut menurut para pengamat menjadi inspirasi bagi tim Brasil saat mereka menjuarai Piala Dunia 1958 dan juga tim nasional Belanda tahun 1970-an.  

Torino menunjuk Mazzola sebagai kapten tim. Mazzola sering dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dilahirkan di Italia berkat tekniknya yang tinggi, fisik yang kuat serta karisma di ruang ganti. Penjaga gawang Valerio Bacigalupo adalah salah satu penjaga gawang yang pertama kali terlihat sering keluar dari sarang untuk menghalau serangan lawan. Mario Rigamonti dan Romeo Menti yang juga anggota tim ini bahkan diabadikan namanya menjadi stadion markas klub Brescia dan Vicenza. 

Kehebatan mereka terbukti ketika pada periode tersebut tim nasional Italia beranggotakan sebagian besar pemain Torino. Bahkan dalam sebuah laga uji coba melawan Hungaria pada 1947, 10 dari 11 pemain starter tim Italia adalah pemain Torino. Sebuah pengakuan yang wajar mengingat dalam kurun waktu tahun 1943 hingga 1949, Torino selalu menjadi juara Serie A.  

Takdir memang datang tanpa bisa diduga. Kedigdayaan Il Grande Torino harus berakhir selama-lamanya oleh tragedi kecelakaan pesawat pada 4 Mei 1949, tepat 64 tahun yang lalu. Sekembalinya dari kota Lisbon, Portugal untuk melakoni pertandingan uji coba melawan Benfica, pesawat yang mengangkut skuat Torino beserta staf pelatih menabrak bukit Superga karena terbang terlalu rendah saat hendak mendarat. 

Klub-klub peserta Liga Italia lainnya kemudian sepakat memberi gelar scudetto kepada Torino tahun itu sebagai bentuk penghormatan. Namun Torino menolak. Alih-alih menerima pemberian itu, Torino tetap memutuskan untuk menyelesaikan kompetisi yang tinggal tersisa empat laga lagi dengan pemain junior mereka.  

Klub-klub lainnya kemudian memutuskan untuk ikut menurunkan pemain-pemain junior sebagai bentuk solidaritas. Torino pada akhirnya memenangi seluruh empat laga sisa, dan memenangi scudetto di lapangan, bukan hasil pemberian. 

Bagaimanapun, tragedi ini mengubah sejarah sepak bola Italia secara umum.  

Tragedi ini berimbas langsung pada tim nasional Italia. Mereka kehilangan pemain-pemain andalan yang memang selama ini disumbangkan oleh pemain Torino. Karena trauma, tim nasional Italia berangkat ke Brasil dengan kapal laut untuk mengikuti Piala Dunia 1950, dan mereka langsung tersingkir akibat kondisi fisik yang tidak memadai selepas perjalanan jauh. 

Butuh waktu hingga satu dekade untuk mengembalikan kebesaran sepak bola negeri itu. Banyak pula pihak yang menganggap tragedi Superga memengaruhi peta kekuatan klub sepak bola di Eropa. European Cup, turnamen yang menjadi cikal bakal Liga Champions, dihelat pertama kali tahun 1955. Saat itu Real Madrid berjaya dengan pemain seperti Alfredo Di Stefano.  

Jika tim Il Grande Torino masih ada, banyak pihak menduga Real Madrid tidak akan mudah memenangi lima gelar turnamen secara beruntun dalam kurun waktu tahun 1956-1960 tersebut. Pendapat yang cukup masuk akal karena saat tragedi Superga terjadi, kebanyakan pemain Torino masih berusia di bawah 30 tahun. Takdir manusia memang tidak bisa ditebak.